Harimau bali
adalah salah satu populasi Panthera tigris sondaica yang telah punah dan salah satu hewan endemik di Pulau Bali, Indonesia. Harimau ini adalah salah satu dari tiga subspesies harimau di Indonesia bersama dengan harimau jawa (juga telah punah) dan harimau sumatera (spesies terancam).
Hasil penelitian DNA mitokondria dari 23 sampel harimau yang tersimpan sebagai koleksi museum menunjukkan bahwa harimau sunda—merujuk pada harimau yang hidup di Sumatra, Bali, dan Jawa—mendiami Kepulauan Sunda pada periode glasial terakhir sekitar 11,000–12,000 tahun yang lalu. Harimau ini terakhir diketahui keberadaannya pada akhir tahun 1930-an. Namun, terdapat pula beberapa ekor yang masih bertahan pada tahun 1940-an, kemungkinan hingga tahun 1950-an. Ia sering dijadikan sasaran pemburu sehingga terjadi pemusnahan dan habitatnya terganggu oleh aktivitas manusia.
Harimau dianggap sebagai subspesies yang berbeda, dengan nama ilmiah Panthera tigris balica yang dinyatakan punah pada Daftar Merah IUCN pada tahun 2008.Pada tahun 2017, Satuan Tugas Klasifikasi Kucing dari Cat Specialist Group merevisi taksonomi kucing sehingga populasi harimau yang hidup dan punah di Indonesia sekarang digolongkan sebagai P. t. sondaica.
Harimau sering disebut sang mong oleh masyarakat Bali
Kisah Kepunahan Harimau Bali
Jika mendengar tentang Bali, apa yang terpikirkan di kepalamu? Mungkin yang terakhir adalah pulau eksotis dengan lanskap indah berupa pantai juga alam yang asri dan kaya kebudayaan. Tetapi tahukah kamu Bali juga mempunyai hewan khasnya sendiri? Salah satunya adalah Harimau . Harimau adalah hewan karnivora anggota keluarga felidae (kucing, puma, macan, jaguar, lynx, singa, dan cheetah) yang paling besar. Dilansir dari Bali Safari Park, Indonesia memiliki tiga subspecies yaitu Harimau (Panthera tigris balica), Harimau Jawa (Panthera tigris sondaica), dan Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae). Harimau Bali dan Harimau Jawa memiliki kesamaan anatomi yang sangat mirip. Keduanya juga memiliki kemiripan lain, yaitu sama-sama telah dinyatakan punah.
AdA teori yang menyatakan bahwa Harimau adalah Harimau Jawa yang berenang menyeberangi Selat Bali untuk mencari habitat baru. Hal ini didasari dengan fakta bahwa harimau adalah hewan yang menyukai air dan pandai berenang. Namun ada juga teori yang mengatakan bahwa Harimau adalah Harimau Jawa yang terpisah pada saat pembentukan Selat Bali sekitar 10.000 tahun yang lalu. Selat tersebut memisahkan Pulau Jawa dan Pulau Bali sejauh 2,4 kilometer. Harimau yang tertinggal harus menyesuaikan diri dengan kondisi geografis Pulau Bali yang kecil, yaitu sekitar 5.780 kilometer persegi. Sehingga Harimau beradaptasi menjadi subspesies harimau terkecil di dunia. Dilansir dari Endangered List, Harimau jantan memiliki berat 200 pon dengan panjang 7 kaki, sedangkan harimau betinanya memiliki berat 150 pon dengan panjang kurang dari 7 kaki. Harimau memiliki merupakan predator buas yang memburu kerbau, rusa, babi, monyet, unggas, dan kambing sebagai mangsa. Warna oranye pada Harimau lebih kentara dibanding harimau lainnya karena terdapat titik-titik hitam di sepanjang sisi garisnya. Mereka juga memiliki garis warna putih yang lebih sempit
Dianggap pengganggu
Harimau Bali hidup di pulau Bali selama berabad-abad dari sebelum zaman es hingga menyongsong kepunahannya sekitar tahun 1940-an. Jumlah mereka tidak terlalu banyak dan hidup di hutan-hutan yang jarang disambangi manusia. Namun penduduk Bali menganggap Harimau sebagai roh jahat dan seringkali membunuh mereka jika kedapatan di sekitar pemukiman warga. Dilansir dari ThoughtCo, keberadaan Harimau tidak benar-benar terancam hingga pemukim Eropa pertama datang ke Bali sekitar abad ke-16. Orang-orang Eropa tersebut memulai pembangunan di Bali dan menganggap Harimau sebagai pengganggu. Banyaknya orang Eropa yang datang mengurangi habitat Harimau, belum lagi mereka melakukan perburuan Harimau sebagai olahraga. Harimau yang merupakan predator buas yang mengejar mangsanya dengan gagah berani. Namun setelah orang Eropa datang ke tanah Bali, Harimau justru lari ketakutan akan perburuan yang dilakukan oleh manusia saat itu. Perburuan dilakukan secara besar-besaran, sedangkan Pulau Bali sangatlah kecil. Lantas kemanakah mereka bisa melarikan diri dan bersembunyi?
Kepunahan Harimau Bali
Dilansir dari University of Wisconsin-Eau Claire, saat itu kemampuan reproduksi harimau betina hanya sanggup melahirkan dua hingga tiga anak setiap dua setengah tahun sekali. Perburuan tersebut akhirnya berhenti, bukan karena menyadari kepunahan yang mengancam namun karena Harimau berjenis kelamin betina terakhir telah berhasil dibunuh oleh para pemburu pada tahun 1937. Diperkirakan masih tersisa Harimau , mereka bersembunyi dengan ketakutan dari para pemburu hingga akhir hayatnya. Tidak lama kemudian Harimau dinyatakan benar-benar punah dari tanahnya sendiri sekitar tahun 1940-an. Berkurangnya habitat, sumber makanan dan air, juga perburuan yang dilakukan oleh manusia membuat Harimau yang hidup berabad-abad sebagai penguasa tanah Bali punah tanpa bersisa. Hal ini menyadarkan kita bahwa seganas-ganasnya seekor harimau, justru manusialah dengan akal dan keserakahannya yang merupakan predator paling mengerikan di muka bumi. Manusia bahkan bisa menghapuskan suatu spesies dari Bumi tanpa tersisa sama sekali.
Penjelasan BKSDA Bali soal Video Viral Harimau Berkeliaran
Badung – Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) memberi penjelasan soal video yang menunjukkan harimau berkeliaran di alam bebas. Dinarasikan dalam video tersebut, harimau berkeliaran di kawasan Alas Suter, yakni hutan bagian timur Kintamani, Kabupaten Bangli, Bali.
“Bukan (di Bali). Dari informasi dokumen (video) tersebut, adalah berlokasi di Sumatera. (Pengamatan video) itu jenis harimau Sumatera,” tegas Kepala Seksi Konservasi Wilayah II BKSDA Bali Sulistyo Widodo saat dihubungi detikBali, Sabtu (17/2/2024).
Berdasarkan penelusuran di berbagai kanal informasi, rekaman video harimau berkeliaran di jalan raya itu terjadi di wilayah Lampung. Tepatnya di kawasan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, Desa Pemerihan, Kecamatan Bengkunat, Kabupaten Pesisir Barat, Lampung, beberapa hari lalu.
Harimau Bali Sudah Punah
Sulistyo meminta warga Bali tidak panik dengan informasi yang menyebut ada harimau berkeliaran tersebut. Menurutnya, harimau asli Bali sudah dinyatakan punah sejak 1950-an. Bahkan, Sulistyo berujar, jejak terkait harimau pun sudah tidak dijumpai lagi.
“Dari data lain serta jurnal ilmiah tentang harimau pun terakhir dijumpai sekitar tahun 1930-an. Jadi kemungkinan keberadaan harimau ini sangat kecil,” imbuh Sulistyo.
Meski begitu, Sulistyo memastikan petugas lapangan BKSDA Bali tetap memantau kawasan hutan Kintamani dan berkoordinasi dengan instansi terkait. Dia juga membantah kemungkinan ada orang yang bisa melepasliarkan harimau ke kawasan lain.
Pernah Dianggap Roh Jahat, Inilah Akhir Cerita Harimau
Harimau endemik Indonesia tak hanya berasal dari Sumatera dan Jawa. Anggota keluarga felidae ini juga ada yang mendiami Pulau Bali.
Namun, Harimau kini dinyatakan punah.
Ada teori yang menyatakan bahwa Harimau adalah Harimau Jawa yang berenang menyeberangi Selat Bali untuk mencari habitat baru. Hal ini didasari dengan fakta bahwa harimau adalah hewan yang menyukai air dan pandai berenang.
Ada pula yang mengatakan bahwa Harimau adalah Harimau Jawa yang terpisah saat terbentuknya Selat Bali sekitar 10.000 tahun yang lalu—yang memisahkan Pulau Jawa dan Pulau Bali sejauh 2,4 meter.
Harimau paling kecil
Harimau (Panthera tigris balica) merupakan harimau terkecil dari dua subspesies lain yang ada di Indonesia—Harimau Jawa (Panthera tigris sondaica) dan Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae).
Dilansir dari Endangered List, Harimau jantan memiliki berat 200 pon dengan panjang 7 kaki, sedangkan harimau betinanya memiliki berat 150 pon dengan panjang kurang dari 7 kaki.
Warna oranye pada Harimau lebih kentara dibandingkan harimau lainnya karena terdapat titik-titik hitam di sepanjang sisi garisnya. Mereka juga memiliki garis warna putih yang lebih sempit.
Sama seperti saudaranya, Harimau merupakan predator buas yang memburu kerbau, rusa, babi, monyet, unggas, dan kambing sebagai mangsa.
Dianggap roh jahat
Harimau diketahui hidup di Pulau Bali selama berabad-abad hingga sekitar tahun 1940-an. Masyarakat sekitar menyebut harimau ini dengan nama “samong”.
Penduduk Bali menganggap Harimau sebagai roh jahat dan kerap dibunuh jika kedapatan memasuki pemukiman warna. Meski begitu, ThoughtCo menyebut bahwa keberadaan Harimau tidak benar-benar terancam hingga abad ke-16.
Saat itu, bangsa Eropa datang ke Bali dan memulai pembangunan untuk pemukiman. Mereka menganggap Harimau sebagai pengganggu. Banyaknya orang Eropa yang datang mengurangi habitat Harimau
Akhir dari Harimau Bali
Bersumber dari University of Wisconsin-Eau Claire, kemampuan reproduksi harimau betina hanya sanggup melahirkan dua hingga tiga anak setiap dua setengah tahun sekali.
Sementara itu, orang-orang Eropa gemar memburu Harimau sebagai olahraga. Harimau berjenis kelamin betina terakhir dibunuh para pemburu pada 1937.
Ilmuwan memperkirakan masih tersisa Harimau mereka bersembunyi hingga akhirnya benar-benar punah sekitar tahun 1940. Hilangnya habitat, sumber makanan dan air, serta perburuan disinyalir jadi penyebab kepunahan hewan ini.
Tinggalkan Balasan